Semua proses pengukuran, pengiriman data, tampilan, dan penyimpanan data pada Sistem Intrumentasi Analog dilakukan dalam bentuk analog, tanpa melibatkan sistem digital. Sistem instrumentasi analog menghasilkan output berupa tegangan dan arus secara kontinyu sehingga membentuk suatu gelombang/sinyal. Sinyal ini sangat bervariasi bergantung dari variasi dari kondisi fisik yang diukur. Sinyal ini diolah, dikirim antar instrumentasi dikerjakan oleh Rangkaian Elektronika Analog.
Dalam mendesain sistem instrumentasi analog harus mempertimbangkan :
- Transmisi sinyal dan pengkondisi sinyal
- Efek pembebanan Pelindung terhadap Noise
- Noise
- Kondisi rangkaian instrumentasi
- Level sinyal yang sesuai
- Matching impedansi
- Antar muka user
- Tampilan Penyimpanan data
Pada Rangkaian Pengkondisi Sinyal terdapat banyak blok rangkaian, seperti penyearah, penguat, filter, osilator, pengubah level tegangan. Suatu hal yang perlu mendapat perhatian adalah efek pembebanan. Penggabungan blok-blok rangkaian elektronika sangat beresiko terhadap perbedaan impedansi. Ketidaksamaan impedansi menyebabkan efek pembebanan yang sangat berpengaruh terhadap sinyal yang dikeluarkan. Sinyal ini dapat mengalami peredaman, perubahan frekuensi, perubahan fase sinyal. Agar efek pembebanan tidak mempengaruhi perubahan sinyal yang dihasilkan maka harus dipastikan bahwa impedansi rangkaian harus sama antar blok rangkaian yang terhubung agar dapat terjadi transfer daya maksimum. Dimana syarat terjadinya transfer daya maksimum dapat terjadi bila Zo = Zi.
Hal yang paling sulit adalah menentukan Impedansi Sensor. Sensor yang menghasilkan output berupa tegangan mempunyai impedansi output sensor atau Zo terhubung seri terhadap tegangan ouput sensor. Sedangkan sensor yang menghasilkan output berupa arus mempunyai Zo terhubung paralel terhadap arus output sensor.
Berikut bagan dari sistem instrumentasi analog:
Fariabel Fisik --> Sensor/Transducer --> Rangkaian Input --> Pre Amplifier --> Filter --> Amplifier -->Transmisi dan Proses --> Display.